Fenomena ini tidak bisa dielakan mengingat sebagian besar pengguna internet di Indonesia adalah anak muda.
Dalam sebuah riset tentang pengguna internet di Indonesia menyebutkan, sebanyak 68 persen siswa SD sudah pernah ikut-ikutan mengakses situs film dewasa. Indonesia juga termasuk salah satu negara tertinggi. Hal ini tentunya bukan sesuatu yang baik untuk Indonesia karena namanya jadi tercemar di dunia maya sebagai negara yang masyarakatnya hobi nonton film biru.
Dalam sebuah mesin pencari khusus untuk film panas, ternyata di mesin pencari itu nama Indonesia ternyata masuk dalam daftar pengakses terbesarnya.
Aneh memang, meski di Indonesia pembuatan film tak senonoh adalah hal terlarang dan melanggar hukum, nyatanya permintaan terhadap film syur justru sangat tinggi. Kata kunci yang menjurus ke arah itu bahkan sering digunakan netter yang untuk mencari film yang pemerannya adalah orang asli Indonesia.
Film-film panas di Indonesia sendiri pembuatannya kebanyakan amatir dan untuk konsumsi pribadi. Namun, karena sesuatu hal, kemudian bocor dan menyebar di dunia maya. Dalam beberapa kasus, pemeran wanita bahkan dianggap korban.
Semakin mudahnya akses internet, tentunya akan sulit mengawasi pengakses film di Indonesia. Jadi, pada intinya perlu kesadaran pribadi untuk tidak mengaksesnya karena menurut penelitian menonton seperti itu menimbulkan kecanduan yang lama kelamaan akan mempengaruhi mental si pecandu film.
Dalam sebuah riset tentang pengguna internet di Indonesia menyebutkan, sebanyak 68 persen siswa SD sudah pernah ikut-ikutan mengakses situs film dewasa. Indonesia juga termasuk salah satu negara tertinggi. Hal ini tentunya bukan sesuatu yang baik untuk Indonesia karena namanya jadi tercemar di dunia maya sebagai negara yang masyarakatnya hobi nonton film biru.
Dalam sebuah mesin pencari khusus untuk film panas, ternyata di mesin pencari itu nama Indonesia ternyata masuk dalam daftar pengakses terbesarnya.
Aneh memang, meski di Indonesia pembuatan film tak senonoh adalah hal terlarang dan melanggar hukum, nyatanya permintaan terhadap film syur justru sangat tinggi. Kata kunci yang menjurus ke arah itu bahkan sering digunakan netter yang untuk mencari film yang pemerannya adalah orang asli Indonesia.
Lihat : "Aksi Biduan Dangdut Candoleng-Doleng di Panggung Hajatan"
Semakin mudahnya akses internet, tentunya akan sulit mengawasi pengakses film di Indonesia. Jadi, pada intinya perlu kesadaran pribadi untuk tidak mengaksesnya karena menurut penelitian menonton seperti itu menimbulkan kecanduan yang lama kelamaan akan mempengaruhi mental si pecandu film.
ehhhhhhmmmmmm
BalasHapus