Circle888 - Komik Indonesia sekarang boleh dianggap sudah mati. Matinya komik Indonesia tak lepas dari semakin rendahnya minat membaca buku generasi jaman sekarang.
Anak Indonesia sekarang ini lebih menyukai bermain game atau asyik sendiri di media sosial.
Tak dipungkiri matinya komik Indonesia karena tergerus perkembangan teknologi. Kejayaan komik karya orang-orang Indonesia boleh jadi adalah tahun 60 dan tahun 70-an.
Tak dipungkiri matinya komik Indonesia karena tergerus perkembangan teknologi. Kejayaan komik karya orang-orang Indonesia boleh jadi adalah tahun 60 dan tahun 70-an.
Ketika itu beberapa nama komikus seperti Teguh Santosa, Ganes Th, Djair Warni, Jan (Mintaraga), San (Wilantara), Hans (Jaladara), sangat akrab di telinga para pecandu komik.
Pada masa tahun 70-an dan 80-an, bisnis taman bacaan pun berkembang pesat. Hampir di setiap sudut kota terdapat taman bacaan.
Pada masa tahun 70-an dan 80-an, bisnis taman bacaan pun berkembang pesat. Hampir di setiap sudut kota terdapat taman bacaan.
Baca Juga : Sony's Way Bergelut Melawan Takdir
Dominasi cerita komik silat saat itu berputar antara Panji Tengkorak besutan Hans Jaladara, Si Buta dari Goa Hantu karya Ganesh Th, Pendekar Gunung Sembung-nya Djair berlanjut kemudian dengan zaman Gundala karya Hasmi, serta Godam buatan Wid NS. Tak cuma cerita silat, cerita pewayangan juga banyak disukai masyarakat.
Di Bandung, yang terkenal sebagai toko buku sekaligus penerbit komik adalah Toko Buku Maranatha di Jl. Ciateul, (sekarang Jl. Inggit Ganarsih). Puncak kejayaan toko buku Maranatha adalah tahun 80-an. Yang paling laris dari terbitan Maranatha ini adalah kisah-kisan pewayangan seperti Ramayana, Mahabrata maupun cerita humor Petruk-Gareng, Mardud, dan Sopoiku.
Di Bandung, yang terkenal sebagai toko buku sekaligus penerbit komik adalah Toko Buku Maranatha di Jl. Ciateul, (sekarang Jl. Inggit Ganarsih). Puncak kejayaan toko buku Maranatha adalah tahun 80-an. Yang paling laris dari terbitan Maranatha ini adalah kisah-kisan pewayangan seperti Ramayana, Mahabrata maupun cerita humor Petruk-Gareng, Mardud, dan Sopoiku.
Sulit memang untuk membangkitkan kembali kejayaan komik karya anak bangsa Indonesia, termasuk dengan cara aplikasi komik digital. Padahal dari membaca komik dapat menjadi gerbang untuk gemar membaca yang sangat berguna untuk semakin menambah ilmu pengetahuan.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar yang Sopan. Trims.