KEPENTOK CINTA PROYEK KE-32 BOS KONSTRUKSI
“Cheers!” Clara (23 tahun) dan Renti (23 tahun) bersulang dengan gelas-gelas boba tea mereka, merayakan keberhasilan proyek ke-31 perusahaan konstruksi tempat mereka bekerja. Clara sekretaris Roman (28 tahun), pewaris perusahaan setelah ayahnya meninggal dua tahun lalu, sementara Renti staf divisi produksi. Mereka sudah bersahabat sejak SMA dan berencana menghabiskan cuti sehari besok bareng-bareng.
Mendadak Clara ditelepon Roman. Cutinya dibatalkan karena dia
harus mendampingi si bos meeting klien untuk presentasi proposal proyek ke-32.
Walaupun kesal luar biasa, Clara nggak bisa nolak. Renti menghibur sahabatnya, mereka
pun bergosip tentang Roman yang ganteng tapi terkenal rese, arogan, pelit,
pemarah dan perfeksionis soal kerjaan. Dari staf senior, Renti tahu ibunya Roman
meninggal pas dia SD. Dari kecil Roman tampaknya
kurang kasih sayang. Mereka jadi membandingkan Roman dengan Dika, mantan Clara
yang diputusin setelah ketahuan selingkuh. Sama-sama resenya.
Clara sebenarnya sudah nggak betah jadi sekretaris Roman. Di
rumah dia mengeluh pada Ajeng (47 tahun), ibunya. Ajeng kerap mengingatkan
Clara untuk sabar dan bertahan, anggap kelakuan bossnya sebagai tempaan untuk
menguatkan mental agar jadi pribadi yang tangguh dan tidak cengeng. Clara cuma
bisa mengiyakan, apalagi dia sadar mencari pekerjaan tidak mudah. Dia juga harus
membantu ibunya yang guru SD, untuk menyekolahkan kedua adiknya, Gadiza dan Fany yang masih SMA.
Ayah Clara sudah lama meninggal. Jadi deh, Clara bertahan lebih dari setahun
sebagai sekretaris Roman.
Besoknya, di kantor Clara makin bête ketika Roman dengan
seenaknya bilang dia sudah membatalkan meeting. Tapi pas Clara minta cuti,
Roman kembali menolak ketus, malah menyuruh Clara memilih-milih beberapa contoh
desain interior. Clara heran dan bertanya untuk apa. Roman hanya menjawab itu
untuk proyek ke-32, lalu pergi dengan muram.
Malam-malam, Clara ditelepon Roman agar segera menemuinya di
café. Mau tak mau, Clara pamit pada Ajeng.
Adik-adik Clara langsung ribut ngeledek, kencan nih yee sama si boss! Dengan
ketus Clara menjawab, “Hiiy amit-amit!!!”
Di café, Roman menunggu dengan muka kusut sambil bilang
proyek ke-32 sudah dia ubah total dan kali ini Clara yang akan menangani proyek
sendirian. Clara tentu saja bingung, mana bisa dia handle proyek konstruksi?
Tapi Roman meyakinkan Clara kalau dia bisa karena proyek baru bukan proyek
konstruksi. Untuk tahap awal, Clara hanya perlu membantunya menata ulang rumah
dengan desain interior pilihan dia tadi. Clara makin kaget karena yang ditata
ternyata rumah Roman sendiri dan mereka hanya punya waktu dua hari. Pas Clara tanya apa tahap selanjutnya, Roman
tak mau jawab, malah mengajak Clara ke studio foto.
Clara makin bingung dan panik ketika diminta mengenakan gaun
pengantin sewaan di studio foto lalu berpose sambil memegang buket bunga, sudah
kayak pengantin beneran. Begitu Roman ikutan berpose mengenakan setelan jas,
Clara marah besar dan lari pergi. Roman mengejar, membujuk Clara sampai
akhirnya ia mau menjelaskan seluruh rencana proyek ke-32.
Ternyata Roman berencana menjadikan Clara sebagai istri
bohongan di depan Om Brata dan Tante Siska, sepupu mendiang ayah Roman yang
akan datang dari Belanda dua hari lagi. Mereka berencana liburan di Indonesia
sekalian menjodohkan Roman dengan Agnes, putri mereka. Roman tak suka Agnes, yang
walaupun cantik, terlalu glamour, angkuh, ambisius dan judes, pokoknya bukan
tipe cewek dia banget. Namun dia tak ingin menyinggung perasaan mereka. Apalagi Roman
berharap Om Brata, yang memiliki perusahaan besar di Belanda, mau membantu mengembangkan
perusahaannya.
Clara tentu saja kaget dan menolak habis rencana Roman. Dia
nggak peduli kalau sampai harus kehilangan pekerjaan gara-gara sikapnya. Roman
terus membujuk, bahkan sampai janji menaikkan gaji Clara dua kali lipat. Clara
tetap nolak. “Nggak mau!” katanya tegas.
Roman putus asa, akhirnya dia ngaku kalau tak ada pilihan
lain selain Clara, yang sudah hafal rutinitas sampai makanan favorit dia.
Lagipula Roman sudah terlanjur bilang pada Om dan Tantenya kalau dia sudah
menikah diam-diam karena tak direstui keluarga Clara. Bahkan dia sudah kasih mereka foto Clara,
yang diambil dari arsip pegawai. Om dan Tantenya kecewa, tapi mereka juga
penasaran ingin bertemu Clara. Jadi mereka tetap memutuskan akan menginap di
rumah Roman selama berlibur bersama Agnes. Clara sampai speechless dengar
cerita Roman.
Roman meyakinkan Clara sandiwara ini hanya sebentar, dua atau tiga
hari, paling lama seminggu sebelum mereka pulang lagi ke Belanda. Selama itu
Clara harus tinggal di rumahnya karena Roman terlanjur bilang istrinya bukan
wanita karier. Mereka hanya perlu berpura-pura di depan keluarga Om Brata, setelah
itu sandiwara berakhir.
Clara akhirnya mengangguk mau dengan syarat Roman nggak
memanfaatkan keadaan dan gajinya tetap naik dua kali lipat. Roman menjawab
ketus sambil menyodorkan surat perjanjian yang ternyata sudah dia siapkan . “Nggak
usah geer. Lagian saya belum mau menikah, apalagi sama kamu. Kita professional
saja. Saya muak dengan cewek-cewek yang cuma mengincar harta. Pendamping hidup
saya harus benar-benar orang yang cantik luar dalam, setia dan teruji!”
Clara tersinggung dong dengarnya, merasa dianggap cewek matre.
Mereka jadi ribut, tapi Roman buru-buru minta maaf dan jelasin dia tidak
menganggap Clara matre. Clara terlanjur
emosi, ditambah melihat deretan panjang syarat di surat perjanjian, ia
bersikeras mundur. Roman bukannya membujuk, malah mengejek Clara labil dan takut
jatuh cinta beneran sama dia, bikin Clara panas. Ia langsung tanda tangan surat
perjanjian sambil menambahkan syarat-syarat dia sendiri termasuk jaga jarak di
rumah selama tak terlihat keluarga Om Brata.
Dua hari berikutnya, mereka sibuk menata ulang rumah Roman
yang minimalis khas bujangan. Foto besar
dalam busana wedding terpasang di dinding ruang depan. Perabotan dapur
dilengkapi, ruang keluarga ditata dengan vas bunga, lukisan dan karpet yang
lebih berwarna, baju-baju dan perlengkapan Clara ditata di lemari. Dua kamar
tamu untuk keluarga Om Brata disiapkan. Dalam sekejap rumah itu berubah menjadi
rumah pasangan muda yang hangat.
Asisten Rumah Tangga (ART) Roman, Bi Encum juga sudah
dibriefing Roman untuk ikut terlibat dalam sandiwara. Bi Encum yang lugu dan
jenaka, iya-iya saja. Apalagi Bi Encum juga sudah tahu Clara orangnya baik dan
tidak belagu. Tapi kenapa cuma pura-pura, ya? Pikir Bi Encum. Beneran juga
cocok sih.
Clara sendiri tak berani berterus terang pada Ajeng. Dia
mengaku ambil cuti dan dapat bonus paket liburan bersama beberapa pegawai lain
ke luar kota. Ia terpaksa bilang begitu agar keluarganya tak curiga dan
menyangka Clara menghamburkan uang tabungan buat sekolah adik-adiknya. Clara
hanya bisa cerita pada Renti, yang kaget luar biasa dan setuju pegang rahasia
Clara dan Roman.
Om Brata dan Tante Siska langsung senang melihat Clara yang
menyambut ramah, sementara Agnes keluar juteknya gara-gara cemburu. Agnes dari
dulu sudah menyukai Roman, tapi Roman cuek saja. Clara dan Roman sendiri
kelihatan banget canggungnya, pura-pura mesra tapi malah jadi kikuk di depan
mereka. Apalagi Clara yang suka keceplosan panggil Roman ‘bos.’ Paling canggung
kalau mereka sudah harus masuk ke kamar tidur. Di dalam, Clara dan Roman langsung
jauh-jauhan. Clara pun memilih tidur di sofa sudut kamar sambil menahan bête
karena Roman nggak mau mengalah kasih tempat tidurnya yang empuk.
Tiga hari lewat, bahkan hari keempat Om Brata sekeluarga
belum ada tanda-tanda mau pulang. Apalagi Tante Siska ternyata ingin merayakan
ulang tahun Roman, yang tinggal beberapa hari lagi. Terpaksa Clara dan Roman terus
bersandiwara. Clara makin bête karena dia harus diam-diam mengerjakan tugas
kantor dari rumah. Belum lagi Ajeng dan adik-adiknya menelepon tanya kapan dia
pulang. Clara terpaksa terus berbohong. Lihat Clara gelisah, Roman meminta
Clara bersabar sambil mengingatkan Om Brata bakal kasih proyek besar buat
perusahaannya.
Satu hari, Agnes memergoki Clara yang sedang mengerjakan
pekerjaan kantor di rumah. Clara bisa berkelit, tapi Agnes curiga. Ia mulai
diam-diam mengawasi Clara sampai akhirnya
menguping pembicaraan Clara dengan Ajeng di telepon. Pas saat itu Clara
bilang ke Ajeng, dia masih tertahan di luar kota karena teman-temannya mengajak
extend.
Renti yang lagi belanja di supermarket tak sengaja berpapasan
dengan Ajeng dan Fany. Ajeng tentu saja heran melihat Renti, menyangka gadis
itu ikut berlibur bersama Clara. Gugup, Renti bilang dia terpaksa pulang duluan
karena tim produksi mulai sibuk. Ajeng terima saja. Di mal, Gadiza sekilas melihat Clara yang
sedang menemani Tante Siska dan Agnes belanja. Gadiza berusaha mendekat, tapi
Clara cepat menghilang. Di rumah, Ajeng dan adik-adik Clara mulai
bertanya-tanya sampai akhirnya video call Clara buat memastikan.
Clara sadar keluarganya mulai kuatir, apalagi dapat kabar
dari Renti. Ia pun meminta izin pulang sebentar pada Roman. Roman langsung
mengingatkan rencana mereka akan kacau kalau Clara pulang. Mereka nggak tahu
Agnes menguping di balik pintu kamar dan makin curiga. Paginya, dia mulai
menyindir-nyindir tentang keluarga Clara, membuat Clara tak nyaman. Untung Om Brata dan Tante Siska segera
menghentikan karena ingat cerita Roman tentang keluarga Clara yang tak merestui
mereka.
Dika mendadak muncul. Cowok yang lagi nganggur itu tanpa
sengaja melihat Clara di rumah Roman yang megah. Dika yang masih mencintai
Clara sekaligus memendam dendam, penasaran apa Clara sudah menikah dengan orang
kaya? Dika terus mengawasi rumah Roman sampai melihat Bi Encum yang pulang dari
pasar. Dika bertanya soal Clara pada Bi Encum, yang dengan sekenanya menjawab
itu nyonya besar, istrinya Den Roman. Dika mengepalkan tangan, kesal Clara
sudah menikah diam-diam. Padahal dia ingin sekali merusak pesta pernikahan Clara.
Di tempat tongkrongan, Dika curhat pada Beni dan Dipo. Beni
malah mengusulkan ide gila buat menculik Clara dan minta uang tebusan 1 miliar
pada suaminya. Dipo langsung setuju. Dika terdiam berpikir sebelum akhirnya
setuju. Pikir dia, uang 1 milyar kecil bagi orang kaya seperti suami Clara.
Mereka akhirnya merancang aksi penculikan Clara.
Clara keluar rumah sambil menerima telepon dengan panik
karena mendadak seorang klien Roman meneleponnya. Jauh di belakang Clara, Agnes
mengintai. Dia terkesiap kaget ketika mendadak ada dua cowok menyergap Clara,
Dika dan Beni. Mereka menyeret Clara masuk mobil yang dikemudikan Dipo dan
melarikan Clara. Agnes lari mengejar sambil teriak panik. Ia buru-buru ambil
hape mau menelepon Roman, tapi kemudian mengurungkan niatnya. Dia malah
menyetop taksi dan berusaha menguntit mobil Dika cs.
Dika, yang sudah berhasil menculik Clara, menelepon Roman meminta
uang tebusan 1 miliar. Roman tentu saja
kaget dan cemas, apalagi Dika mengancam akan membunuh Clara kalau Roman sampai melapor
polisi. Om Brata dan Tante Agnes yang sedang berkunjung ke kantor Roman,
mendengar semua itu. Om Brata kasih saran agar Roman mengikuti kemauan
penculik, dan dia bantu menyediakan uang tebusan. Roman mengangguk setuju.
Diam-diam dia juga cemas, takut kehilangan Clara. Renti yang tak sengaja dengar
Clara diculik, panik luar biasa. Dia mencoba menelepon Clara, tapi hape Clara sudah
mati. Tanpa pikir panjang, Renti menelepon Ajeng.
Agnes berhasil mengikuti Dika cs ke tempat persembunyian
mereka. Ia mengintip dengan dilemma, antara memberitahu Roman buat
menyelamatkan istrinya atau membiarkan saja para penculik itu. Agnes kepikiran,
kalau Clara dibunuh, ia bisa kembali mendekati Roman. Mendadak Dika muncul
memergoki Agnes. Gadis itu pun ikut ditawan penculik.
Roman dan Om Brata
berencana menjebak si penculik di tempat pengiriman uang tebusan. Tak lama, Dika
kembali menelepon, menyuruh Roman meletakkan kantong berisi uang ke dalam tong sampah di sebuah taman. Pas Roman keluar kantor membawa kantong uang,
Ajeng muncul bareng Gadiza dan Fany, panik menanyakan keberadaan Clara. Om
Brata dan Tante Siska langsung peluk Ajeng begitu tahu Ajeng ibunya Clara,
membuat Ajeng kebingungan. Roman tak punya waktu buat menjelaskan. Ia segera
pergi naik mobil bersama Om Brata, sementara Tante Siska membawa Ajeng
sekeluarga masuk kantor, disambut Renti yang tak kalah panik.
Kantong uang sudah diletakkan di tempat sampah dan Roman
segera berlalu. Tak lama, Dipo yang menyamar jadi pemulung, menghampiri tong
sampah dan mengambil kantong uang. Tanpa dia sadari, sebuah drone melayang di angkasa, dikendalikan
Om Brata. Drone terus mengikuti Dipo dari kejauhan hingga sampai ke tempat
persembunyian Dika cs. Om Brata yang memantau, kaget melihat Agnes ada di sana,
berunding dengan para penculik, sementara Clara duduk terikat di pojokan dengan
mata ditutup dan mulut dilakban.
Agnes membujuk Dika cs agar kabur, membawa pergi Clara dan
uang tebusan. Sementara dia akan bersandiwara di depan Roman dan keluarganya,
memfitnah Clara bersekongkol dengan para penculik untuk mendapatkan uang. Clara
berontak marah. Dika sebaliknya, menganggap itu ide bagus. Saat mereka bersiap
pergi, Roman dan Om Brata muncul bersama polisi menggerebek tempat itu. Dika cs
langsung diringkus. Agnes pura-pura memarahi penculik, seolah dia di sana untuk
menyelamatkan Clara.
Clara membongkar kebohongan Agnes. Agnes menuduh Clara memfitnah dia. Om Brata
menggeleng dan membenarkan Clara. Walaupun drone tak merekam suara mereka, Om
Brata bisa membaca bibir dan mengerti apa yang diucapkan Agnes pada Dika. Om
Brata memarahi putrinya, meminta maaf pada Clara dan Roman serta segera membawa
pergi Agnes.
Ajeng, Gadiza, Fany dan Tante Siska sudah menunggu di rumah
Roman dengan marah. Mereka sadar, selama ini mereka dibohongi mentah-mentah
oleh Clara dan Roman. Begitu keduanya datang, Ajeng spontan mau menampar Clara,
tapi Roman pasang badan depan Clara. Roman meminta maaf dan menjelaskan
semuanya salah dia. Dia yang memaksa Clara untuk berbohong mengikuti
rencananya.
Clara juga meminta maaf dan merasa lebih baik mundur dari
kantor Roman. Roman buru-buru menahan sambil bilang, dia tak mau kehilangan
Clara. Semua bengong menatap Roman. Roman akhirnya jujur, dia sudah jatuh cinta
pada Clara dan tak bisa hidup tanpa Clara. Roman tak mau lagi membohongi semua
orang dan perasaannya sendiri. Dia langsung melamar Clara. Clara terdiam, semua
menunggu cemas. Perlahan dia mengangguk. Semua bersorak happy. Bi Encum keluar
membawa kue ulang tahun Roman sambil nyanyi-nyanyi, semua jadi tertawa. Proyek
ke-32 ternyata jadi pondasi cinta mereka.
THE
END
Naskah sinopsis ini sudah tayang di SCTV dan Video
BalasHapusPenggarapannya bagus dan dibintangi pemain sinetron papan atas Indonesia.
BalasHapus