Pasir putih terhampar luas, lembut dan hangat membuat belasan remaja berlarian riang tanpa alas kaki menuju tepi pantai. Air laut yang biru jernih tenang mengundang mereka untuk berenang. Hanya seorang gadis yang menolak undangan itu dan memilih berdiri mematung di tempatnya.
Bulan termangu menatap pasir dan lautan. Wajahnya pucat pasi, tangannya mengepal keras, tubuhnya mulai menggigil. Bulan segera memejamkan mata erat-erat, katakutan.
"Mas Bagas! Mas Bagaaas!" Teriakan histeris terdengar keras. Mata Bulan seketika terbelalak. Sosok wanita yang berlari panik muncul melewatinya dari arah belakang.
Bulan menoleh kaget, spontan mengikuti gerak wanita yang sangat dia kenal dengan matanya. Pantai landai di depannya kini berbatu-batu besar menakutkan. Suasana yang tadi terang benderang, sontak memuram gelap. Wanita itu menyibak kerumunan orang dan polisi, menampakkan pria yang terbaring di atas pasir putih dengan kepala dan tubuh berlumuran darah.
"Papaaaa!" Bulan berteriak histeris menyadari siapa pria berlumuran darah itu. Dia mendekati ibunya dan para petugas medis.
Penasaran dengan kisah menarik ini? Baca terus "Bulan, Surya dan Awan" karya novelis Mini Pearl di baca novel dan komik online https://www.Fizzo.org
Ceritanya memang mengasyikan dan bikin penasaran saja. Mantaplah kalau penulisnya Mini Pearl.
BalasHapusTerimakasih sudah mampiir di circle888.
Hapus