Terlepas dari permainan grendel plus parkir bus yang diterapkan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl saat menghadapi Vietnam di semifinal, adalah soal taktik dan strategi. Sepakbola bukan hanya main cantik secara kolektif dan pertunjukkan skill pemain, tetapi bagaimana memenangkan pertandingan.
Alfred Riedl menyadari persiapan yang mepet, tidak mungkin menerapkan permainan terbuka. Apalagi sudah bukan rahasia umum, fisik dan stamina pemain Indonesia masih di bawah para pemain Thailand. Kalau Alfred Riedl menerapkan permainan terbuka, maka para pemain Indonesia akan keteteran sehingga gol pun tinggal menunggu waktu.
Hal ini terjadi di pertandingan perdana babak grup yang digelar di Filipina pada 19 November 2016, Timnas Indonesia harus mengalami kekalahan 2-4 dari Teerasil Dangda dkk. Indonesia sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2, sebelum akhirnya kebobolan lagi dua gol akibat kondisi stamina yang merosot tajam karena memforsir mengejar defisit dua gol.
Alfred Rield tentunya sadar akan kondisi stamina para pemain Indonesia. Maka seperti pada babak semifinal saat melawan Vietnam, pertandingan seolah hanya setengah lapang, karena Indonesia bermain bertahan total menumpuk 11 pemain di area pertahanan yang akhirnya mampu menang dan lolos ke babak final.
Permainan super bertahan membentuk benteng kokoh dengan sesekali menyerang balik mematikan lewat dua pemain depan Boaz Salossa dan Stefano Llipaly ternyata efektif. Hal ini sepertinya bakal dilakukan lagi melawan Thailand di final. Kemungkinan Indonesia akan memetik kemenangan cukup terbuka, karena pertahanan Thailand tidak setangguh Vietnam. Paling tidak Indonesia mampu menahan seri di final leg pertama dan kedua, sehingga memaksakan pertandingan adu penalti. Siapa tahu hoki bisa menang lewat adu penalti.
Hal ini terjadi di pertandingan perdana babak grup yang digelar di Filipina pada 19 November 2016, Timnas Indonesia harus mengalami kekalahan 2-4 dari Teerasil Dangda dkk. Indonesia sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2, sebelum akhirnya kebobolan lagi dua gol akibat kondisi stamina yang merosot tajam karena memforsir mengejar defisit dua gol.
Alfred Rield tentunya sadar akan kondisi stamina para pemain Indonesia. Maka seperti pada babak semifinal saat melawan Vietnam, pertandingan seolah hanya setengah lapang, karena Indonesia bermain bertahan total menumpuk 11 pemain di area pertahanan yang akhirnya mampu menang dan lolos ke babak final.
Permainan super bertahan membentuk benteng kokoh dengan sesekali menyerang balik mematikan lewat dua pemain depan Boaz Salossa dan Stefano Llipaly ternyata efektif. Hal ini sepertinya bakal dilakukan lagi melawan Thailand di final. Kemungkinan Indonesia akan memetik kemenangan cukup terbuka, karena pertahanan Thailand tidak setangguh Vietnam. Paling tidak Indonesia mampu menahan seri di final leg pertama dan kedua, sehingga memaksakan pertandingan adu penalti. Siapa tahu hoki bisa menang lewat adu penalti.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar yang Sopan. Trims.