Siapa dia sebenarnya dan bagaimana kehidupannya? Bisa Anda ikuti dalam kisahnya ini.
Wanita berparas cantik yang merupakan bos besar jaringan mucikari nasional ini, memiliki anak buah, atau pelacur sebanyak 1.600 orang, yang tersebar di seluruh Indonesia. Dia kini sudah meringkuk di tahanan Mapolrestabes Surabaya.
“Tersangka ini mucikari papan atas, dia melayani kalangan-kalangan atas, dan namanya sudah sangat terkenal,” kata Kasatreskrim Polrestabes, AKBP Farman, Kamis (13/9/2012).
Namun siapa sangka di balik wajah cantiknya Yunita Keyko, mucikari atau germo prostitusi kelas atas ini juga memiliki kehidupan yang pahit.
Menurut keterangan, setidaknya ia pernah dinikahi pengusaha SPBU dan pengusaha elektronika di Surabaya.
Dengan dua anak, lulusan strata 1 sekolah swasta terkenal di Surabaya itu, pertengahan tahun 2012 berpacaran dengan anggota Polri berbadan tegap. Siapa anggota Polri ini, Keyko, merahasiakan asal kesatuannya.
Kini Keyko, menghuni tahanan Polrestabes Surabaya. Dua mantan suaminya pun tidak menyangka, Yunita akhirnya menjadi bos besar (big boss) jaringan seks komersial yang mengelola 1.600 gadis di seluruh Indonesia.
Sebelum menjadi germo, ia akrab dengan kalangan fotografer kota Pahlawan ini. maklum, Keyko, gadis keturunan Tionghoa ini, selain cantik, berkulit putih, bertubuh sintal, seksi dan berwajah fotogenic. Wajar jika kemudian, wanita berambut panjang ini kerap kali, dijadikan obyek para penghobi digital kamera di era 2005-2010 lalu. menariknya, sebagian foto-fotonya itu diupload di akun facebook miliknya.
Namun di balik itu, kehidupan pribadi Yunita ternyata tak secantik wajah dan gaya hidupnya. Ini dipicu masalah keluarga, pasca lahirnya anak kedua dari perkawinannya dengan putera tunggal bos SPBU asal kota Surabaya. Kala itu, Yunita bersama suami dan anak-anaknya tinggal di komplek elit Dharmahusada Megah Indah, Surabaya.
Tepat pada tahun 2008-2009, Yunita kerap kali bertengkar hebat dengan suaminya. Baik itu gara-gara masalah kecil sekalipun, mereka sering bertengkar. Bahkan, Yunita mengaku pernah mendapat penyiksaan dari suami yang dinikahinya di usia 21 tahun dan cukup membuatnya trauma.
“Suami saya anak dari keluarga kaya, dia sangat disayang orang tuanya. Bahkan ketika kami bertengkar, mertua menyalahkan saya, dan mendukung perceraian kami,” cerita Yunita.
Praktis, sejak bercerai dengan suaminya itu, Yunita harus menghidupi kedua anaknya yang masih kecil-kecil. Penyiksaan tidak hanya lahiriah, secara batin Yunita mengaku juga tidak dihormati. Bahkan harta gono-gini selama menjalani biduk rumah tangga juga tidak ia terima.
“Sama sekali saya tidak menerima apa-apa, bahkan untuk anak saya juga tidak dikasih, sejak itu anak-anak saya bawa ke rumah orang tua saya di Bali,” ujarnya kala itu.
Perjuangkan Hak
Masih menurut cerita Yunita saat masih di Surabaya dulu, ia sempat berusaha memperjuangkan hak-haknya secara baik-baik kepada keluarga suaminya. Namun bukan belas kasihan yang didapat, Yunita malah dibentak-bentak oleh ibu mertuanya. Tak hanya itu, Yunita juga sempat menggunakan cara hukum. Ia minta bantuan aparat Polrestabes Surabaya dan minta bantuan sejumlah pengacara terkenal di Surabaya. Ia juga pernah menggugat perceraiannya di Pengadilan Negeri Surabaya. Namun, usaha itu sia-sia karena ‘lawan’ yang dihadapinya cukup ‘kuat’ dari sisi power dan finansial.
Saat memperjuangkan nasib itu, Yunita kerap kali bolak-balik Surabaya-Bali. Selain itu, Yunita juga memulai wiraswasta di Surabaya dan Bali dari nol. Ia tak malu jualan kue, mie mentah, parcel, madu arab dan sejenisnya. Mulai dari mulut ke mulut, hingga ia mampu menyewa stand di Pasar Atom Surabaya. Cara itu digunakannya untuk membiayai ongkos hidup sehari-hari serta menghidupi anak-anaknya. Selain juga terkadang menerima order jadi model foto.
"Kalau nggak jualan begini, anak saya makan apa,” keluh Yunita.
Kehidupan Yunita sempat mengalami colling down ketika dirinya mulai menemukan tambatan hati pada tahun 2010 akhir. Ia menikah lagi dengan seorang pengusaha alat-alat listrik. Selain bisa sedikit melupakan mantan suaminya, Ia juga tidak harus bersusah payah menghidupi dua anaknya yang sudah masuk usia sekolah. Sayangnya pernikahan tersebut, kabarnya hanya berlangsung 2 tahun.
Pertengahan 2012 lalu Yunita menjalin hubungan istimewa dekat seorang anggota Polri.Sayang Yunita tak mau menyebutkan secara detail tentang kekasih barunya tersebut. Petualangan cinta Yunita tersebut, kemudian berakhir dengan cerita yang cukup mengagetkan. Ia menjadi bos besar sejumlah germo di sejumlah kota besar dan memiliki jaringan ribuan gadis panggilan yang siap melayani pria hidung belang di kalangan pengusaha, pejabat dan politisi.
Sejumlah teman-teman lama Yunita mengaku kaget setelah mengetahui berita heboh tersebut. “Saya sampai sekarang masih tidak percaya, Yunita itu orangnya baik, rajin beribadah dan mau bekerja keras. Tidak mungkin dia sampai terlibat bisnis gila ini,” ungkap satu teman Yunita di Surabaya yang tidak mau disebutkan namanya.(Sumber: fashingnet.com/2012/09/inilah-foto-dan-kisah-yunita-keyko.)
Namun siapa sangka di balik wajah cantiknya Yunita Keyko, mucikari atau germo prostitusi kelas atas ini juga memiliki kehidupan yang pahit.
Menurut keterangan, setidaknya ia pernah dinikahi pengusaha SPBU dan pengusaha elektronika di Surabaya.
Dengan dua anak, lulusan strata 1 sekolah swasta terkenal di Surabaya itu, pertengahan tahun 2012 berpacaran dengan anggota Polri berbadan tegap. Siapa anggota Polri ini, Keyko, merahasiakan asal kesatuannya.
Kini Keyko, menghuni tahanan Polrestabes Surabaya. Dua mantan suaminya pun tidak menyangka, Yunita akhirnya menjadi bos besar (big boss) jaringan seks komersial yang mengelola 1.600 gadis di seluruh Indonesia.
Sebelum menjadi germo, ia akrab dengan kalangan fotografer kota Pahlawan ini. maklum, Keyko, gadis keturunan Tionghoa ini, selain cantik, berkulit putih, bertubuh sintal, seksi dan berwajah fotogenic. Wajar jika kemudian, wanita berambut panjang ini kerap kali, dijadikan obyek para penghobi digital kamera di era 2005-2010 lalu. menariknya, sebagian foto-fotonya itu diupload di akun facebook miliknya.
Namun di balik itu, kehidupan pribadi Yunita ternyata tak secantik wajah dan gaya hidupnya. Ini dipicu masalah keluarga, pasca lahirnya anak kedua dari perkawinannya dengan putera tunggal bos SPBU asal kota Surabaya. Kala itu, Yunita bersama suami dan anak-anaknya tinggal di komplek elit Dharmahusada Megah Indah, Surabaya.
Tepat pada tahun 2008-2009, Yunita kerap kali bertengkar hebat dengan suaminya. Baik itu gara-gara masalah kecil sekalipun, mereka sering bertengkar. Bahkan, Yunita mengaku pernah mendapat penyiksaan dari suami yang dinikahinya di usia 21 tahun dan cukup membuatnya trauma.
“Suami saya anak dari keluarga kaya, dia sangat disayang orang tuanya. Bahkan ketika kami bertengkar, mertua menyalahkan saya, dan mendukung perceraian kami,” cerita Yunita.
Praktis, sejak bercerai dengan suaminya itu, Yunita harus menghidupi kedua anaknya yang masih kecil-kecil. Penyiksaan tidak hanya lahiriah, secara batin Yunita mengaku juga tidak dihormati. Bahkan harta gono-gini selama menjalani biduk rumah tangga juga tidak ia terima.
“Sama sekali saya tidak menerima apa-apa, bahkan untuk anak saya juga tidak dikasih, sejak itu anak-anak saya bawa ke rumah orang tua saya di Bali,” ujarnya kala itu.
Perjuangkan Hak
Masih menurut cerita Yunita saat masih di Surabaya dulu, ia sempat berusaha memperjuangkan hak-haknya secara baik-baik kepada keluarga suaminya. Namun bukan belas kasihan yang didapat, Yunita malah dibentak-bentak oleh ibu mertuanya. Tak hanya itu, Yunita juga sempat menggunakan cara hukum. Ia minta bantuan aparat Polrestabes Surabaya dan minta bantuan sejumlah pengacara terkenal di Surabaya. Ia juga pernah menggugat perceraiannya di Pengadilan Negeri Surabaya. Namun, usaha itu sia-sia karena ‘lawan’ yang dihadapinya cukup ‘kuat’ dari sisi power dan finansial.
Saat memperjuangkan nasib itu, Yunita kerap kali bolak-balik Surabaya-Bali. Selain itu, Yunita juga memulai wiraswasta di Surabaya dan Bali dari nol. Ia tak malu jualan kue, mie mentah, parcel, madu arab dan sejenisnya. Mulai dari mulut ke mulut, hingga ia mampu menyewa stand di Pasar Atom Surabaya. Cara itu digunakannya untuk membiayai ongkos hidup sehari-hari serta menghidupi anak-anaknya. Selain juga terkadang menerima order jadi model foto.
"Kalau nggak jualan begini, anak saya makan apa,” keluh Yunita.
Kehidupan Yunita sempat mengalami colling down ketika dirinya mulai menemukan tambatan hati pada tahun 2010 akhir. Ia menikah lagi dengan seorang pengusaha alat-alat listrik. Selain bisa sedikit melupakan mantan suaminya, Ia juga tidak harus bersusah payah menghidupi dua anaknya yang sudah masuk usia sekolah. Sayangnya pernikahan tersebut, kabarnya hanya berlangsung 2 tahun.
Pertengahan 2012 lalu Yunita menjalin hubungan istimewa dekat seorang anggota Polri.Sayang Yunita tak mau menyebutkan secara detail tentang kekasih barunya tersebut. Petualangan cinta Yunita tersebut, kemudian berakhir dengan cerita yang cukup mengagetkan. Ia menjadi bos besar sejumlah germo di sejumlah kota besar dan memiliki jaringan ribuan gadis panggilan yang siap melayani pria hidung belang di kalangan pengusaha, pejabat dan politisi.
Sejumlah teman-teman lama Yunita mengaku kaget setelah mengetahui berita heboh tersebut. “Saya sampai sekarang masih tidak percaya, Yunita itu orangnya baik, rajin beribadah dan mau bekerja keras. Tidak mungkin dia sampai terlibat bisnis gila ini,” ungkap satu teman Yunita di Surabaya yang tidak mau disebutkan namanya.(Sumber: fashingnet.com/2012/09/inilah-foto-dan-kisah-yunita-keyko.)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar yang Sopan. Trims.