Kasus pembunuhan kopi bersianida Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso akan memasuki babak akhir. Majelis Hakim akan membacakan putusan vonis pada Kamis, (27/10/2016). Jaksa menuntut 20 tahun penjara dengan menyebutkan kasus ini bermotifkan sakit hati karena terdakwa kesal dengan nasihat korban.
Namun tampaknya motif yang dikembangkan jaksa ini, kurang kuat. Bahkan, dinilai tidak masuk akal oleh kuasa hukum Jessica. Memang jaksa tampaknya tidak jeli dalam mengembangan motif pembunuhan yang menggemparkan dan menyita perhatian publik ini.
Untuk menggali motif yang lebih kuat, seharusnya jaksa mengembangkan pula motif dari pengakuan mantan atasan Jessica di New South Wales Ambulance, Australia, Kristie Louis Carter. Pernyataan Kristie sangat mengejutkan karena bisa menjurus kepada suami Wayan Mirna Salihin, Arief Sumarko.
Kristie mengungkapkan, dirinya mengenal Jessica sejak 2014 ketika terdakwa mulai bekerja sebagai desainer grafis perusahaan tersebut. Dia mengatakan Jessica memiliki dua kepribadian yang berbeda.
"Di satu sisi dia baik dan murah senyum. Namun bisa tiba-tiba marah jika ada orang yang tidak menuruti kemauannya. Jessica juga licik dan kerap mengada-ada untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya," ujar Kristie seperti yang tertuang dalam BAP yang dibacakan JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kesaksian Kristie yang mengejutkan adalah soal Jessica yang pernah bercerita kepada Kristie mengenai Mirna walau tidak spesifik. "Dia bercerita ada seorang temannya yang akan menikah dengan mantan pacarnya di Jakarta," tutur Kristie.
Siapa yang disebut mantan pacarnya itu? Sementara yang jelas-jelas teman Jessica yang akan menikah pada waktu itu adalah Wayan Mirna dengan Arief.
Kalau keterangan Kristie ini benar, maka boleh jadi sebenarnya ada rasa cinta terpendam dalam diri Jessica terhadap Arief yang pernah beberapa kali bertemu ketika diajak menemani Mirna kongkow bareng. Sehingga Jessica kemudian menganggap Arief sebagai pacar khayalannya sesuai dengan apa yang dikatakannya kepada Kristie soal mantan pacar yang akan menikah dengan temannya.
Jessica pun seperti yang diceritakan ibunya dalam sebuah wawancara di televisi, mengungkapkan kalau Mirna sempat ragu menikah dengan Arief. Sehingga bukan tak mungkin, Jessica mengharapkan hubungan Mirna dengan Arief putus, kemudian Jessica masuk untuk mendapatkan Arief.
Hanya saja, cerita yang diinginkan Jessica berjalan lain. Mirna dan Arief justru menikah. Pernikahan ini boleh jadi membuat hati Jessica meradang sehingga dendam kepada Mirna.
Jadi disamping sakit hati karena dinasehati secara keras oleh Mirna, motif lain yang bisa digali dalam kasus cerita kopi bersianida ini adalah cinta yang tidak kesampaian. Jessica tidak suka Mirna menikah dengan Arief. Maka untuk merebut Arief, jalan satu-satunya adalah dengan meracuni Mirna yang baru satu bulan menikah.
Sayangnya jaksa tidak bisa menghadirkan langsung Kristie di pengadilan. Jaksa hanya membacakan BAP Kristie ketika memberikan keterangan kepada penyidik Polri. Kalau saja Kristie bisa hadir di Jakarta, maka boleh jadi Jessica akan mati kutu. Apalagi Jessica saat dirawat di sebuah rumah sakit di Australia, pernah mengatakan kepada Kristie bahwa dia dapat "membunuh dengan dosis yang tepat" dan bisa "mendapatkan pistol".
Namun tampaknya motif yang dikembangkan jaksa ini, kurang kuat. Bahkan, dinilai tidak masuk akal oleh kuasa hukum Jessica. Memang jaksa tampaknya tidak jeli dalam mengembangan motif pembunuhan yang menggemparkan dan menyita perhatian publik ini.
Untuk menggali motif yang lebih kuat, seharusnya jaksa mengembangkan pula motif dari pengakuan mantan atasan Jessica di New South Wales Ambulance, Australia, Kristie Louis Carter. Pernyataan Kristie sangat mengejutkan karena bisa menjurus kepada suami Wayan Mirna Salihin, Arief Sumarko.
Kristie mengungkapkan, dirinya mengenal Jessica sejak 2014 ketika terdakwa mulai bekerja sebagai desainer grafis perusahaan tersebut. Dia mengatakan Jessica memiliki dua kepribadian yang berbeda.
"Di satu sisi dia baik dan murah senyum. Namun bisa tiba-tiba marah jika ada orang yang tidak menuruti kemauannya. Jessica juga licik dan kerap mengada-ada untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya," ujar Kristie seperti yang tertuang dalam BAP yang dibacakan JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kesaksian Kristie yang mengejutkan adalah soal Jessica yang pernah bercerita kepada Kristie mengenai Mirna walau tidak spesifik. "Dia bercerita ada seorang temannya yang akan menikah dengan mantan pacarnya di Jakarta," tutur Kristie.
Siapa yang disebut mantan pacarnya itu? Sementara yang jelas-jelas teman Jessica yang akan menikah pada waktu itu adalah Wayan Mirna dengan Arief.
Kalau keterangan Kristie ini benar, maka boleh jadi sebenarnya ada rasa cinta terpendam dalam diri Jessica terhadap Arief yang pernah beberapa kali bertemu ketika diajak menemani Mirna kongkow bareng. Sehingga Jessica kemudian menganggap Arief sebagai pacar khayalannya sesuai dengan apa yang dikatakannya kepada Kristie soal mantan pacar yang akan menikah dengan temannya.
Jessica pun seperti yang diceritakan ibunya dalam sebuah wawancara di televisi, mengungkapkan kalau Mirna sempat ragu menikah dengan Arief. Sehingga bukan tak mungkin, Jessica mengharapkan hubungan Mirna dengan Arief putus, kemudian Jessica masuk untuk mendapatkan Arief.
Hanya saja, cerita yang diinginkan Jessica berjalan lain. Mirna dan Arief justru menikah. Pernikahan ini boleh jadi membuat hati Jessica meradang sehingga dendam kepada Mirna.
Jadi disamping sakit hati karena dinasehati secara keras oleh Mirna, motif lain yang bisa digali dalam kasus cerita kopi bersianida ini adalah cinta yang tidak kesampaian. Jessica tidak suka Mirna menikah dengan Arief. Maka untuk merebut Arief, jalan satu-satunya adalah dengan meracuni Mirna yang baru satu bulan menikah.
Sayangnya jaksa tidak bisa menghadirkan langsung Kristie di pengadilan. Jaksa hanya membacakan BAP Kristie ketika memberikan keterangan kepada penyidik Polri. Kalau saja Kristie bisa hadir di Jakarta, maka boleh jadi Jessica akan mati kutu. Apalagi Jessica saat dirawat di sebuah rumah sakit di Australia, pernah mengatakan kepada Kristie bahwa dia dapat "membunuh dengan dosis yang tepat" dan bisa "mendapatkan pistol".