Robert Downey Jr semakin matang menghidupkan karakter Stark yang tetap narsis dan flamboyan dalam film 'Iron Man 3'.
Meski sang sutradara, Shane Black membawa kisah manusia besi ini satu tingkatan baru yakni lebih berkonsentrasi pada pendewasaan karakter Tony Stark, namun tetap tak ada yang akan menggantikan pesona Iron Man selain Robert.
Petualangan Tony Stark (Robert Downey Jr) pada seri ketiga dimulai pasca berakhirnya kerusuhan New York. Selain harus menghadapi teror Mandarin (Ben Kingsley) yang meresahkan New York serta upaya Dr. Aldrich Killian (Guy Pearce) dalam membalas sakit hati atas peristiwa di tahun 1999, Tony juga harus melawan dirinya sendiri yang diserang ketakutan berlebihan.
Meski pada 30 menit pertama sedikit membosankan, namun Shane mampu menjebak kita untuk terus terjaga dan menuntaskan kisah manusia besi tersebut. Karena setelah 30 menit itu, unsur ledakan serta aksi gila-gilaan dengan spesial efek yang terjaga dan detail, berhasil membius penonton.
Sayangnya twist di tengah durasi mungkin akan membuat fans IRON MAN sedikit terhenyak. Meski terbilang konyol, blunder tersebut cukup bisa diterima kecuali mereka yang benar-benar fan boy.
Sama halnya dengan Gwyneth Paltrow yang kali ini tak diplot hanya sebagai pemanis, tapi juga memiliki peranan penting. Tak lupa dengan Don Cheadle sebagai James Rhodes atau War Machine.
Guy Pearce juga berhasil menginterpetasikan sosoknya sebagai villain berbahaya dengan komplotan Extremis. Sayang, penampilan Rebecca Hall dan dan Ben Kingsley sebagai Maya Hansen dan Mandarin bisa dibilang kurang tereksplor meski tidak bisa dibilang buruk.
Maka, selamat datang di dunia IRON MAN yang khas. Adegan klimaks dengan banyak armor itu seolah pertanda bahwa akan banyak hal lebih yang akan tersaji dalam Marvel Cinematic Universe Phase 2. Bersiaplah!
Sumber: Merdeka.com
Meski sang sutradara, Shane Black membawa kisah manusia besi ini satu tingkatan baru yakni lebih berkonsentrasi pada pendewasaan karakter Tony Stark, namun tetap tak ada yang akan menggantikan pesona Iron Man selain Robert.
Petualangan Tony Stark (Robert Downey Jr) pada seri ketiga dimulai pasca berakhirnya kerusuhan New York. Selain harus menghadapi teror Mandarin (Ben Kingsley) yang meresahkan New York serta upaya Dr. Aldrich Killian (Guy Pearce) dalam membalas sakit hati atas peristiwa di tahun 1999, Tony juga harus melawan dirinya sendiri yang diserang ketakutan berlebihan.
Meski pada 30 menit pertama sedikit membosankan, namun Shane mampu menjebak kita untuk terus terjaga dan menuntaskan kisah manusia besi tersebut. Karena setelah 30 menit itu, unsur ledakan serta aksi gila-gilaan dengan spesial efek yang terjaga dan detail, berhasil membius penonton.
Sayangnya twist di tengah durasi mungkin akan membuat fans IRON MAN sedikit terhenyak. Meski terbilang konyol, blunder tersebut cukup bisa diterima kecuali mereka yang benar-benar fan boy.
Sama halnya dengan Gwyneth Paltrow yang kali ini tak diplot hanya sebagai pemanis, tapi juga memiliki peranan penting. Tak lupa dengan Don Cheadle sebagai James Rhodes atau War Machine.
Guy Pearce juga berhasil menginterpetasikan sosoknya sebagai villain berbahaya dengan komplotan Extremis. Sayang, penampilan Rebecca Hall dan dan Ben Kingsley sebagai Maya Hansen dan Mandarin bisa dibilang kurang tereksplor meski tidak bisa dibilang buruk.
Maka, selamat datang di dunia IRON MAN yang khas. Adegan klimaks dengan banyak armor itu seolah pertanda bahwa akan banyak hal lebih yang akan tersaji dalam Marvel Cinematic Universe Phase 2. Bersiaplah!
Sumber: Merdeka.com