Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR di Indonesia, pada 2013 Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional atau Apernas menargetkan pembangunan 20.000 unit rumah sederhana tapak.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional (Apernas) Aris Suwirya mengatakan mulai tahun depan akan pihaknya membangunan rumah sederhana tapak sedikitnya 20.000 unit di berbagai wilayah di Indonesia.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional (Apernas) Aris Suwirya mengatakan mulai tahun depan akan pihaknya membangunan rumah sederhana tapak sedikitnya 20.000 unit di berbagai wilayah di Indonesia.
“Ruah sederhana sebanyak itu akan dibangun di Jabodetabek sekitar 10.000 unit dan Sumatera Selatan 10.000 unit, belum daerah lainnya,” ujarnya, seusai melantik pengurus DPW Apernas Jateng, di Horison Semarang, Rabu (05/12/2012).
Apernas, lanjutnya mengharapkan bisa merealisasikan lebih dari itu, mengingat sejumlah daerah juga sedang melakukan persiapan, seperti Kalimantan, Palembang, Jambi, dan lainya.
“Untuk jumlah angka dan beberapa titik yang akan dibangun secara pasti, akan diketahui setelah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Apernas pada 23 Februari mendatang,” tuturnya.
Dia mengatakan pengembang saat ini kesulitan mengejar target pengurangan tingkat kebutuhan rumah atau backlog secara nasional yang telah mencapai 13,6 juta unit, karena keterbatasan pengembang yang rata-rata hanya mampu membangun sekitar 200.000 unit per tahun.
“Untuk mengejar angka backlog serta memberi kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah sederhana murah dan sehat, Apernas bertekad serius memfokuskan diri pada pembangunan rumah sederhana tipe 36 disejumlah daerah,” ujarnya.
Menurutnya dengan pembangunan rumah sederhana itu diharapkan akan mempu mendorong penyerapan anggaran yang telah disediakan pemerintah dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini mencapai sebesar Rp7 trilliun, baru terserap sekitar Rp1 trilliun.
“Untuk di Jateng kami menargetkan sedikitnya ada satu proyek yang bisa dikerjakan, sekitar 5.000 unit,” tuturnya.
Ketua DPW Apernas Jateng Zulfakar mengatakan keterbatasan lahan murah menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para pengembang kecil, karena sebagian bear lahan sudah dibebaskan oleh pengembang besar.
“Untuk di Kota Semarang, kami akan fokus pembangunan rusunami atau pun rusunawa mengingat ketersediaan lahan murah sudah sangat susah di dapatkan,’ ujarnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Hadi Prabowo mengatakan pembangunan perumahan diharapkan tidak menggeser lahan lestari yang ada di Jateng, karena propinsi ini merupakan salah satu daerah utama penopang ketahanan pangan nasional.
Sumber:http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2012/12/rumah-tapak-apernas-akan-bangun-20-000-unit-rumah-sederhana/
Apernas, lanjutnya mengharapkan bisa merealisasikan lebih dari itu, mengingat sejumlah daerah juga sedang melakukan persiapan, seperti Kalimantan, Palembang, Jambi, dan lainya.
“Untuk jumlah angka dan beberapa titik yang akan dibangun secara pasti, akan diketahui setelah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Apernas pada 23 Februari mendatang,” tuturnya.
Dia mengatakan pengembang saat ini kesulitan mengejar target pengurangan tingkat kebutuhan rumah atau backlog secara nasional yang telah mencapai 13,6 juta unit, karena keterbatasan pengembang yang rata-rata hanya mampu membangun sekitar 200.000 unit per tahun.
“Untuk mengejar angka backlog serta memberi kesempatan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah sederhana murah dan sehat, Apernas bertekad serius memfokuskan diri pada pembangunan rumah sederhana tipe 36 disejumlah daerah,” ujarnya.
Menurutnya dengan pembangunan rumah sederhana itu diharapkan akan mempu mendorong penyerapan anggaran yang telah disediakan pemerintah dalam program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini mencapai sebesar Rp7 trilliun, baru terserap sekitar Rp1 trilliun.
“Untuk di Jateng kami menargetkan sedikitnya ada satu proyek yang bisa dikerjakan, sekitar 5.000 unit,” tuturnya.
Ketua DPW Apernas Jateng Zulfakar mengatakan keterbatasan lahan murah menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para pengembang kecil, karena sebagian bear lahan sudah dibebaskan oleh pengembang besar.
“Untuk di Kota Semarang, kami akan fokus pembangunan rusunami atau pun rusunawa mengingat ketersediaan lahan murah sudah sangat susah di dapatkan,’ ujarnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Hadi Prabowo mengatakan pembangunan perumahan diharapkan tidak menggeser lahan lestari yang ada di Jateng, karena propinsi ini merupakan salah satu daerah utama penopang ketahanan pangan nasional.
Sumber:http://www.bisnis-jateng.com/index.php/2012/12/rumah-tapak-apernas-akan-bangun-20-000-unit-rumah-sederhana/