Batu akik bulu macan menjadi fenomena tersendiri dalam bisnis batu akik. Batu akik yang memiliki serat seperti bulu macan ini, banyak dicari kolektor karena selain unik juga termasuk langka. Maka tak heran kalau harganya dapat mencapai jutaan rupiah.
Banyak yang tidak mengetahui asal usul dari batu akik bulu macan ini. Bahkan ada yang meyakini motif yang terdapat dari batu ini adalah merupakan fosil asli dari bulunya macan. Padahal sebenarnya bukan.
Batu akik bulu macan dinamakan demikian karena memang jenis batu alam ini memiliki motif serat yang membentuk seperti bulu binatang macan. Ciri khas seratnya berwarna abu hingga kecokelatan dengan dasar warna hitam.
Warna kontras antara motif serat dengan permukaan batu Bulu Macan yang berwarna hitam, menjadikan hal tersebut ciri khasnya. Apalagi bila batu bulu macan ini sudah mengkristal maka motifnya akan terlihat seperti bergerak-gerak 3 dimensi. Ini pulalah yang menjadi daya tarik tersendiri pada jenis batu Bulu Macan hingga banyak disukai oleh berbagai kalangan khususnya pecinta batu akik.
Keistimewaan lainnya dari batu akik bulu macan ini, adalah isi khodamnya. Para pecinta batu akik yang percaya dengan khodam, batu akik bulu macan memiliki kekuatan untuk menambah rasa percaya diri, kewibawaan dan keberanian. Bahkan, bagi orang yang tak kuat memakainnya sering membawa hawa panas cenderung emosional.
Batu akik Bulu Macan sendiri pada awalnya banyak ditemukan di beberapa daerah seperti Lumajang, Bondowoso, dan Jember, yang terletak di Provinsi Jawa Timur.
Batu akik bulu macan yang bisa "goyang dumang" ini lebih banyak ditemukan di beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur karena memang di sana dari jaman dahulu sudah banyak terdapat kebun tebu.
Ya, karena batu akik bulu macan asal motifnya sendiri bukanlah merupakan fosil dari bulu macan sebenarnya yang terdapat pada kulit binatang macan, melainkan motif tersebut merupakan serat-serat dari tanaman tebu yang kemudian mengendap dengan lamanya proses hingga ratusan tahun.
Tanaman tebu yang mengendap selama ratusan tahun tersebut mengeras dan menjadi batuan alami, yang pada saat ini disebut-sebut sebagai rough batu Bulu Macan. Bila diperhatikan dengan seksama, warna serat pada tanaman tebu sendiri memang memiliki warna kecokelatan. Sehingga setelah bertumpukan dengan berbagai endapan lainnya kemudian mengeras maka warnanya sendiri pada umumnya memang bercampur dengan warna abu dan hitam.
Banyak yang tidak mengetahui asal usul dari batu akik bulu macan ini. Bahkan ada yang meyakini motif yang terdapat dari batu ini adalah merupakan fosil asli dari bulunya macan. Padahal sebenarnya bukan.
Batu akik bulu macan dinamakan demikian karena memang jenis batu alam ini memiliki motif serat yang membentuk seperti bulu binatang macan. Ciri khas seratnya berwarna abu hingga kecokelatan dengan dasar warna hitam.
Warna kontras antara motif serat dengan permukaan batu Bulu Macan yang berwarna hitam, menjadikan hal tersebut ciri khasnya. Apalagi bila batu bulu macan ini sudah mengkristal maka motifnya akan terlihat seperti bergerak-gerak 3 dimensi. Ini pulalah yang menjadi daya tarik tersendiri pada jenis batu Bulu Macan hingga banyak disukai oleh berbagai kalangan khususnya pecinta batu akik.
Keistimewaan lainnya dari batu akik bulu macan ini, adalah isi khodamnya. Para pecinta batu akik yang percaya dengan khodam, batu akik bulu macan memiliki kekuatan untuk menambah rasa percaya diri, kewibawaan dan keberanian. Bahkan, bagi orang yang tak kuat memakainnya sering membawa hawa panas cenderung emosional.
Batu akik Bulu Macan sendiri pada awalnya banyak ditemukan di beberapa daerah seperti Lumajang, Bondowoso, dan Jember, yang terletak di Provinsi Jawa Timur.
Batu akik bulu macan yang bisa "goyang dumang" ini lebih banyak ditemukan di beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur karena memang di sana dari jaman dahulu sudah banyak terdapat kebun tebu.
Ya, karena batu akik bulu macan asal motifnya sendiri bukanlah merupakan fosil dari bulu macan sebenarnya yang terdapat pada kulit binatang macan, melainkan motif tersebut merupakan serat-serat dari tanaman tebu yang kemudian mengendap dengan lamanya proses hingga ratusan tahun.
Tanaman tebu yang mengendap selama ratusan tahun tersebut mengeras dan menjadi batuan alami, yang pada saat ini disebut-sebut sebagai rough batu Bulu Macan. Bila diperhatikan dengan seksama, warna serat pada tanaman tebu sendiri memang memiliki warna kecokelatan. Sehingga setelah bertumpukan dengan berbagai endapan lainnya kemudian mengeras maka warnanya sendiri pada umumnya memang bercampur dengan warna abu dan hitam.