Oleh sebab itu sejak sedini mungkin untuk mulai mendidik buah hatinya untuk mengenal Allah, sehingga akan tumbuh cahaya di dalam hatinya sebelum kotoran-kotoran mulai menempel di hatinya.
Kemudian, yang dimaksud sejak dini ini kapan sebaiknya? Menurut Tika Bisono seorang psikolog menyatakan bahwa usia yang tepat untuk mengenalkan konsep Ketuhanan kepada anak berdasarkan pengalamannya adalah ketika anak menginjak usia satu tahun. Sesuai dengan teori psikologi, mengenalkan Tuhan kepada anak sebaiknya dilakukan ketika anak sudah mulai dapat berkomunikasi.
Pada usia ini, anak sudah melihat orangtua mengerjakan aktivitas beribadah.Tika pun menyarankan agar ritual ibadah tersebut, dimaknakan atau diterjemahkan kepada sang anak. “Tentunya dengan bahasa anak-anak,” imbuhnya.
Penjelasan yang diberikan, kata Tika, boleh dilakukan dalam perspektif dongeng untuk memudahkannya. Ajak anak menyanyikan lagi Pelangi-Pelangi, di liriknya terdapat kalimat “ciptaan Tuhan”. Nah, Tika mengatakan, orangtua dapat mengajak anak tentang ciptaan Tuhan yang lain. Orangtua juga dapat mengenalkan sosok Tuhan kepada anak melalui cerita-cerita nabi. Boleh juga membacakan cerita nabi sebagai dongeng pengantar tidur.
Di samping cara ini menyenangkan, orangtua juga dapat menanamkan moral kepada mereka. Lewat cerita nabi tersebut, nilai-nilai moral umpamanya; baik, buruk, jujur, bertanggung jawab, ataupun jahat, dapat dikenalkan kepada sang anak.Kegiatan inilah yang dilakukan oleh Astrid Dwiyanti kepada putranya, Kevin (3). Sebelum tidur, biasanya Kevin meminta dibacakan cerita nabi.
Kegiatan berdoa juga bisa diajarkan sejak dini.Ajak anak berdoa dengan bahasa yang sederhana yang dapat dimengertinya.
Seperti, “Ya Allah jaga Dini selama perjalanan, Amin”. “Sesederhana itu, tapi maknanya sangat mendalam. Ketika mereka besar nanti, mereka sudah terbiasa berdoa sebelum beraktivitas,” kata Tika.
Kegiatan menghafal doa yang sudah dilakukan sejak usia playgroup atau TK, menurut Tika, meski anak belum mengerti betul maknanya, di sisi lain anak dapat belajar berbahasa. Tidak ada salahnya jika ketika menghafal doa, anak sekalian dikenalkan pada terjemahan doa tersebut, lagilagi dalam bahasa yang mudah dimengerti anak.
Selain itu tanamkanlah kepada diri anak bahwa Allah itu Maha Penyayang. Jangan membuat anak merasa bahwa Allah itu menakutkan. Sebaiknya jangan gunakan kata-kata seperti “Jangan bohong nanti kamu dihukum di neraka”.
Cara seperti ini malah akhirnya membuat anak berpikir Tuhan itu menyeramkan. jika mengenalkan Tuhan seolah sosok yang menyeramkan kepada anak, malah bisa menyebabkan si anak jauh dari Tuhan.
Sebaliknya, pendekatan yang efektif untuk mengenalkan Tuhan kepada anak adalah dengan kasih sayang. Dengan kasih sayang yang diberikan orangtua tersebut, anak akan menjadi orang yang penyayang, bertoleransi, dan peduli terhadap sesama.
Adapun pengamat pendidikan Arief Rachman mengatakan, orangtua dapat mengenalkan ritual dan identitas agama kepada anak sejak mereka masih berusia bayi. Cara yang mudah dilakukan, bisa dengan menggendong anak sambil mendendangkan doa atau Asmaul Husna ataupun ayat-ayat Alquran. Mereka pun akan merekamnya dalam ingatan.
Pengenalan pada ritual agama, menurut Arief, dapat diberikan secara bertahap. Pertama dengan mengenalkan, menginformasikan, membiasakan, mengamalkan, kemudian memahamkan.
(Sumber: okezone.com)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar yang Sopan. Trims.