Keprihatinan warga pendatang ini, terutama dalam soal bantuan dari pemerintah daerah. Biasanya pemerintah daerah dalam memberikan bantuan berdasarkan data warga dari Kartu Keluarga dan KTP yang dikumpulkan oleh para Ketua RT. Yang tidak memiliki KTP di perantauan atau KTP-nya masih KTP di kampungnya, jelas khawatir tidak akan mendapatkan bantuan. Lalu mau pulang kampung juga tidak bisa, karena penjagaan oleh petugas sudah sangat ketat. Mereka kalau mudik dikhawatirkan bakal menyebarkan virus corona di kampungnya.
Baca Juga : "Beberapa Mata Uang Crypto Ini Bakal Meroket di Tahun 2020"
Warga perantauan ini kalau tidak segera diperhatikan oleh pemerintah daerah, nasibnya dipastikan akan sangat mengkhawatirkan. Sampai kapan mereka sanggup bertahan? Apalagi wabah virus corona tidak bisa diprediksi kapan berakhir.Masalah warga perantauan ini tentu menjadi dilema bagi pemerintah. Di satu sisi, pemerintah takut virus semakin menyebar ke desa-desa yang fasilitas medisnya terbatas, di sisi lain bantuan dari pemerintah sangat lamban dan tampaknya tidak bisa menyeluruh. Ditakutkan akibat lambannya bantuan ini bakal menimbulkan gejolak sosial yang lebih parah daripada serangan virus Covid-19 itu sendiri.
Di kampung banyak yang beranggapan tidak akan sampai mati kelaparan. Tidak ada uang masih banyak yang bisa dimakan dari kebun, tetapi di kota yang ada cuma beton. Apa mau makan beton?
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar yang Sopan. Trims.