"Tahun ini akan diselesaikan dari supply side. Kita akan berusaha dalam pemenuhan demand side," ujarnya saat ditemui di sela pembukaan BTN Expo 2011, JCC, Sabtu (5/2/2011).
Untuk itu, lanjut Suharso, pihaknya tertantang untuk membuat rumah murah dengan menekan biaya pembangunan rumah. "Waktu di India, kita ditanya apakah ada rumah seharga US$ 300 di Indonesia. Kita bilang gak ada," ujarnya.
Ketika tertantang dengan pemerintah India, Suharso menyatakan dirinya didatangi pengembang yang menyatakan bisa membangun rumah dengan harga Rp 9 juta untuk tipe 36 dan Rp 5 juta untuk tipe 21. Suharso menyebutkan harga generik dari rumah tipe 36 adalah Rp 30 juta dengan luas tanah 60 meter persegi.
"Kemarin ada datang kepada saya untuk bisa capai harga Rp 9 juta rumah untuk tipe 36, rumah saja di luar tanah. Jadi hanya bangunan fisik rumah saja, gak termasuk listrik dan air," ujarnya.
Rencananya, lanjut Suharso, tipe 21 dengan harga Rp 5 juta akan dibangun di Nusa Tenggara Timur untuk para pengungsi Timor Timur yang memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Pasalnya, terdapat 22 ribu Kepala Keluarga di sana yang belum memiliki tempat tinggal layak.
"Tangga 8-10 besok saya dan Presiden berkantor di NTT untuk memberikan perhatian pada warga baru, warga Timor Leste yang memilih menjadi WNI," ujarnya.
Suharso yakin rumah murah tersebut dapat terealisasikan dengan menggunakan material lokal. Dia menegaskan hasil inovasi pengembang yang mengajukan rancangan rumah murah tersebut sudah teruji oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) sehingga mutu tetap terjaga.
"Penghematan itu tidak menurunkan mutu. Kedua, bisa terbukti. Kemudian, dijamin keselamatannya, jadi kita arahkan ke sana," ujarnya.
Untuk pengembang yang berani melakukan pembangunan rumah murah tersebut, Suharso menyatakan pemerintah akan memberikan insentif fiskal.
"Pajak, fiskal kita bebaskan pajak buat mereka termasuk pajak inovasinya, kita kurangi dan di situ sudah ada aturannya untuk menswap, biaya inovasi tidak dimasukkan dalam biaya," tandasnya.(Sumber)
Untuk itu, lanjut Suharso, pihaknya tertantang untuk membuat rumah murah dengan menekan biaya pembangunan rumah. "Waktu di India, kita ditanya apakah ada rumah seharga US$ 300 di Indonesia. Kita bilang gak ada," ujarnya.
Ketika tertantang dengan pemerintah India, Suharso menyatakan dirinya didatangi pengembang yang menyatakan bisa membangun rumah dengan harga Rp 9 juta untuk tipe 36 dan Rp 5 juta untuk tipe 21. Suharso menyebutkan harga generik dari rumah tipe 36 adalah Rp 30 juta dengan luas tanah 60 meter persegi.
"Kemarin ada datang kepada saya untuk bisa capai harga Rp 9 juta rumah untuk tipe 36, rumah saja di luar tanah. Jadi hanya bangunan fisik rumah saja, gak termasuk listrik dan air," ujarnya.
Rencananya, lanjut Suharso, tipe 21 dengan harga Rp 5 juta akan dibangun di Nusa Tenggara Timur untuk para pengungsi Timor Timur yang memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Pasalnya, terdapat 22 ribu Kepala Keluarga di sana yang belum memiliki tempat tinggal layak.
"Tangga 8-10 besok saya dan Presiden berkantor di NTT untuk memberikan perhatian pada warga baru, warga Timor Leste yang memilih menjadi WNI," ujarnya.
Suharso yakin rumah murah tersebut dapat terealisasikan dengan menggunakan material lokal. Dia menegaskan hasil inovasi pengembang yang mengajukan rancangan rumah murah tersebut sudah teruji oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) sehingga mutu tetap terjaga.
"Penghematan itu tidak menurunkan mutu. Kedua, bisa terbukti. Kemudian, dijamin keselamatannya, jadi kita arahkan ke sana," ujarnya.
Untuk pengembang yang berani melakukan pembangunan rumah murah tersebut, Suharso menyatakan pemerintah akan memberikan insentif fiskal.
"Pajak, fiskal kita bebaskan pajak buat mereka termasuk pajak inovasinya, kita kurangi dan di situ sudah ada aturannya untuk menswap, biaya inovasi tidak dimasukkan dalam biaya," tandasnya.(Sumber)
wah beli ah pake duitnya si Chiang he...!
BalasHapusMudah-mudahan di provinsi lainnya juga bisa dibangun karena masih banyak rakyat yang membutuhkan rumah.
BalasHapus