Begitu juga gencarnya promosi dari developer game online membuat perkembangan game online sangat cepat. Termasuk isu-isu dampak negatif dari game online ternyata efektif menambah kepopuleran game itu sendiri. Lihat saja, game PUBG, karena ada isu memainkan game ini haram dari berbagai negara muslim, termasuk Indonesia, justru game ini semakin laris karena menimbulkan kepenasaran dari para gamers.
Padahal sebenarnya banyak game online mobile yang menyuguhkan kekerasan seperti game PUBG. Namun justru hanya PUBG yang diramein sampai-sampai ulama turun tangan membahasnya.
Sebenarnya game PUBG masih kalah laris dari Free Fire. Game peperangan ini juga sama dengan PUBG yakni menyuguhkan kekerasan untuk tetap bertahan hidup. Tetapi tidak ada rame-rame bakal dapat fatwa haram segala. Meski sampai sekarang fatwa haram untuk game PUBG sendiri tidak terdengar lagi, karena mungkin game ini sudah sangat laris hampir menyalip kelarisan Free Fire.
Game PUBG sendiri menempati rating 2 di Indonesia. Penjualan global game ini mencapai US$ 19 juta atau Rp 270 miliaran. Ratingnya di Android sudah mencapai 13,1 juta dan 58 jutaan di perangkat iOS.
Baca Juga : "Main Game Days Gone di PC"
Sementara pesaing beratnya yakni Free Fire yang dikembangkan Garena International Singapura, diberitakan telah meraup penghasilan global US$ 20 juta atau sekitar Rp 284 miliar.
Pada dasarnya pihak pengembang game PUBG maupun Free Fire dan game-game sejenis lainnya sudah memberikan batasan umur. Namun hal ini sangat sulit diterapkan sehingga banyak anak di bawah umur yang memainkan permainan ini. Jadi kini tinggal pandai-pandai saja orangtua mengawasi permainan putra-putrinya.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar yang Sopan. Trims.