Kalau ancaman Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) tidak digubris pihak Research in Motion (RIM) selaku produsen BlackBerry (BB), maka dipastikan akan terjadi penjualan besar-besar handset BlakBerry oleh konsumen. Tindakan tegas BRTI ini akan berakibat BB hanya bisa dipakai sebatas SMS dan menelpon saja. Padahal layanan fitur unggulan BB adalah BlackBerry Internet Service (BIS) yakni salah satu faktor agar bisa menggunakan BlakBerry Massengger (BBM) dan internet.
Ancaman dari BRTI terhadap RIM tersebut berkaitan dengan permintaan pembangunan server lokal di Indonesia. Jika tidak mematuhi, BRTI akan menghentikan layanan BlackBerry Internet Service (BIS).
Seperti dijelaskan anggota BRTI Heru Sutadi, pihaknya sudah meminta kepada RIM untuk membangun server di Indonesia sejak tahun 2009. Namun hingga saat ini, RIM tidak melaksanakan permintaan tersebut.
"Kalau mereka tidak mau membangun server di sini, mendingan jangan usaha di sini. Layanan BIS akan dihentikan sehingga ponsel BlackBerry akan seperti ponsel biasa," kata Heru kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
BRTI sendiri sangat beralasan meminta RIM untuk membangun server lokal di Indonesia. Hal ini karena pengguna BlackBerry di Indonesia lebih dari 5 juta pengguna. Bahkan pengiriman Blackberry ke tanah air mencapai 9 juta unit.
Selain itu, pembangunan server lokal juga diperlukan agar pengiriman layanan BIS termasuk Blackberry Messenger (BBM) lebih cepat, pertukaran informasi lebih aman, dan biaya layanan BIS akan makin murah.
Yang menjengkelkan dari pihak RIM, pengguna BlackBerry sangat banyak dan lebih disukai di Indonesia, tetapi justru mereka membangun server di Singapura dan membangun pabrik di Malaysia.***
Ancaman dari BRTI terhadap RIM tersebut berkaitan dengan permintaan pembangunan server lokal di Indonesia. Jika tidak mematuhi, BRTI akan menghentikan layanan BlackBerry Internet Service (BIS).
Seperti dijelaskan anggota BRTI Heru Sutadi, pihaknya sudah meminta kepada RIM untuk membangun server di Indonesia sejak tahun 2009. Namun hingga saat ini, RIM tidak melaksanakan permintaan tersebut.
"Kalau mereka tidak mau membangun server di sini, mendingan jangan usaha di sini. Layanan BIS akan dihentikan sehingga ponsel BlackBerry akan seperti ponsel biasa," kata Heru kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
BRTI sendiri sangat beralasan meminta RIM untuk membangun server lokal di Indonesia. Hal ini karena pengguna BlackBerry di Indonesia lebih dari 5 juta pengguna. Bahkan pengiriman Blackberry ke tanah air mencapai 9 juta unit.
Selain itu, pembangunan server lokal juga diperlukan agar pengiriman layanan BIS termasuk Blackberry Messenger (BBM) lebih cepat, pertukaran informasi lebih aman, dan biaya layanan BIS akan makin murah.
Yang menjengkelkan dari pihak RIM, pengguna BlackBerry sangat banyak dan lebih disukai di Indonesia, tetapi justru mereka membangun server di Singapura dan membangun pabrik di Malaysia.***